BAYANG RINDU BERSEMAI CINTA


(Memoar of Sisterhood in my life)

oleh. BintuZen



"Kak, berjanjilah padaku agar selalu -keep- silaturahim selalu yaa!" Pintaku pada setiap kakak yang paling dekat denganku semenjak duduk di bangku SMP agar selalu kasih kabar.


Sebagai anak sulung dengan banyak adik. Tentu keinginan terdalam yang pernah kupunya adalah memiliki seorang kakak. Kakak yang selalu melindungi, merangkul dan mengayomi adiknya. Aku percaya, pada setiap pertemuan akan datang sebuah perpisahan. Pun dengan hadirnya sesosok kakak yang sementara waktu kubutuhkan pelukan dan nasihatnya, aku jadi sangat trauma dengan adanya perpisahan. Itu menjadi tragedi yang sejujurnya tak ingin kulewati, karenanya aku selalu meminta pada setiap kakakku itu untuk menjaga komunikasi setiap saat dimanapun kita dipisahkan. Sayangnya, 10 tahun yang lalu itu masih menjadi angan belaka. Maka, surat-menyurat diantara kita bukanlah hal yang tabu untuk terus kita jalin. Surat cinta yang dulu hobi kutuliskan adalah surat untuk kakak kelas!


•••


Namanya, tak lagi kuingat. Tapi wajah manis itu selalu terngiang dalam benakku hingga detik ini. Aku tak ingin melupakan sedikitpun kenangan tentangmu. Perjalanan kita sungguh sangat manis untuk dihapuskan dalam bayang rinduku hari ini. Maaf, maafkan aku kak yang ternyata tak mengingat lagi namamu. Tapi percayalah, aku sangat merindukanmu. Doaku untukmu tulus, semoga kelak kita dipertemukan kembali dalam keadaan yang lebih baik lagi.


Kak, apa kabar kakak hari ini? Sudahkah kakak menemukan tambatan hati yang menyempurnakan cinta kakak? Masih ingatkah kakak, tentang aku yang dulu selalu kau gandeng kemanapun kau pergi menemui pacar kakak atau sekedar menghabiskan waktu sore selama kita di pondok -Daar Bakkah- itu? Ingatkah perpisahan terakhir kita saat ibuk memanggil kita berdua untuk disidang? Haha, aku tak menyangka semenjak hari itu aku tak lagi melihat wajah manismu kak! Mengapa kau tinggalkan aku kak? Darimu aku belajar menjadi liar, dan aku menyukai gayamu kak! Aku sungguh rindu dengan surat-surat manismu dulu! Corak tulisan kita kubuat mirip lho kak. Dan sejak itu, aku belum lagi bertemu dengan sosok yang menggantikanmu dihatiku hingga datang masa putih abu. Aku jadi semakin takut untuk kehilangan seorang kakak yang dulu pernah hilang tanpa kabar!


•••


Dua tahun duduk di bangku SMA, akhirnya aku bertemu dengan jodohku. Seorang kakak kelas yang sekian lama kurindukan sosoknya. Tapi lagi, entah dimana dirimu sekarang kak! Aku sangat merindukanmu, rindu pada senyum manismu. Bahkan namamu menjuntai indah seperti seorang sahabatku disini, di kota pelajar. Wah aku jadi rindu pada kalian!

Eits, kenapa jadi bahas sahabat aku ya kak! Hehe, sejujurnya sahabat tanpa garam kalau boleh aku ceritakan pada kakak ya. Lima tahun yang lalu, komunikasi kami terputus entah sebab apa. Tapi kerinduanku sama -you both- itu sebelas dua belas lah. Bedanya entah kakak masih menganggapku adik atau engga, tapi pasti kakak ngga lupa dong sama cerita manis kita dulu? Gimana kakak bercerita tentang kehidupan pribadi kakak sana aku, itu -sweet- banget lho kak! Kak Arinaaal, I miss you so much.


"By the way nih kak. Kakak kasih kabar dong jangan ngilang begini yaaa." Harapan kosongku sekarang bertabur menjadi doa tulus untuknya. Semoga kakak sudah menemukan kebahagiaan kakak yang hakiki! Please hug me kak.


•••


Kadang-kadang kita sangat kesulitan untuk mengontrol diri ketika menghadapi perpisahan itu sendiri. Rasa sedih dan bahagia yang berlebihan boleh jadi sesekali menyiksa hati, karenanya aku berusaha menjaga jarak sebisa mungkin agar tak terjatuh di lubang yang sama. Bertemu pada perpisahan yang menyedihkan dan mengharukan, membuat kita terlupa pada kenangan yang sudah dilewati bersama. Lupa untuk bersyukur juga menjadi celah paling besar perpisahan itu selalu menyapa sebuah hubungan. Dan menjaga komunikasi itu salah satu kunci awetnya persahabatan dan persaudaraan yang kita jalin setulus hati. Ukirlah komitmen kuat agar menua bersama, kapanpun dimanapun itu.


Masa aku berorganisasi saat SMA, membuatku mengenal banyak kakak tingkat yang menginspirasiku. Disanalah aku kembali dipertemukan dalam kenyamanan yang luar biasa indahnya. Aku bahkan pernah mengalami cinta lokasi yang entah datang darimana. Sosoknya yang kebapakan dan cerdas sangat memancing emosionalku agar mengharap dimadu olehnya. Benar, aku mengira ia telah lebih dahulu menikah di usia muda. Baru setahun belakangan ini aku dikejutkan oleh berita pernikahannya, dugaanku meleset total.

Aku bahagia sekali kak atas pernikahan kalian! Sejujurnya, dulu mungkin aku pernah mengharapkan dirimu yang datang meminangku. Tapi ternyata bukan, sekarang aku senang karena seseorang itu bukanlah kakak. Melainkan sesosok lain yang sudah Allah gariskan untuk menyempurnakan kekurangan adikmu ini. Dari hati paling dalam, akupun sangat berharap bila bidadari paling beruntung itupun kelak bisa melengkapi dan membahagiakan kakakku yang comel ini. Selamat sekali lagi kak kukirimkan doa terbaikku untukmu!

Kenangan tentang perpisahan kita tak pernah kuingat secara mendetail. Tapi andai Abang membaca tulisanku ini, kakak tentu tak pernah lupa dengan sebuah nama yang kusematkan untuk kelompok kita. Nama yang terabadikan buatan kakakku juga saat di pondok dahulu, Sausan Shine. Bahkan kaupun pernah menorehkannya dalam blogmu tercinta, salah satu catatan kehidupan yang inspiring. Terimakasih ya kak untuk semua perhatiannya!


Dalam organisasi itu pula aku bertemu pada kedua sosok kakakku yang lain. Satu diantaranya tinggal ada didekatku sekarang, satu yang lainnya tengah asyik merintis karir usahanya yang baru. Berawal dari pertemuan yang manis, tak kusangka kita menemukan satu titik balik yang sama. Untuk bersama berkomitmen dalam berpegang pada Sunnah para Nabi, menutup hijab dengan kain niqab! Aku sangat terharu pada perjuangan kalian kak, kejutan yang luar biasa indah kini kutemukan. Satu doa yang pasti kupanjatkan adalah, tetaplah Istiqomah agar kembali kita disatukan nanti kak! 


"Semoga persahabatan kami takkan lagi terpisahkan hingga ke Syurga, Aamiin." 

Dibalik semua cerita tentang kakakku. Part paling akhir adalah yang paling aku syukuri setelah lewat sekian banyak duka berpisah. Kebahagiaan itu sederhana dan manis banget ya! 


Wonosalam, 14/11/2019



-Biodata penulis-


BintuZen adalah nama pena dari penulis muda kelahiran 20 Maret 1995 yang berasal dari Solo, Jawa tengah. Penulis yang bernama asli Wafaa'uz Zakiyah ini seorang Ibu Rumah Tangga dari tiga orang balita. Penulis berkepribadian sanguin ini sangat menyukai menulis sebagai upaya untuk merekam jejak pengalaman hidupnya juga Terapy jiwa (self healing).

Nah, bagi pembaca yang ingin mengenal penulis lebih dekat langsung saja :

follow Instagram dan twitter @bintuzen95 

email zakiyahelwafaa@gmail.com 

telegram @bintuzen95 dengan nomor WhatsApp +62 813-2576-7380 







Comments

Popular Posts