INI 5 GEJALA DAN SOLUSI AMPUH ATASI BABY BLUES SYNDROM


INI 5 GEJALA DAN SOLUSI AMPUH ATASI BABY BLUES SYNDROM

Oleh. BintuZen


Sebagai seorang ibu yang baru saja melahirkan, baby blues syndrom bukanlah hal yang baru. Inilah yang pernah saya rasakan sebagai ibu muda dibawah usia 20 tahun, yang kala itu sudah mengalami kehamilan untuk pertama kalinya. Nah simak yuk, diantara gejala maupun dampak baby blues syndrom agar lebih mudah untuk diwaspadai dan ditangani dengan lebih baik. 



Apa saja gejala, penyebab, hingga dampak dari baby blues syndrom?


  1. Terjadi perubahan suasana hati (mood swing). Lebih mudah merasa sedih, kadang marah tanpa sebab, bahagia berlebihan pada suatu hal, kecewa, gelisah hingga jatuh pada keputus-asaan berkepanjangan. Sedih saat menyaksikan kerewelan sang bayi, marah pada pasangan yang kurang peka, merasa dihakimi oleh lingkungan ataupun perasaan bersalah pada diri sendiri yang kurang mampu memahami sang bayi.


  1. Insomnia atau mengalami gangguan tidur. Terkadang ibu merasa sulit untuk beristirahat, tapi kadang juga malah mudah merasa mengantuk hingga betah tertidur seharian penuh yang berakibat mengabaikan sang bayi. 


  1. Sangat mudah menangis dan merasa cemas. Pada kondisi tertentu, rasa sedih yang berlebihan akan terasa saat menghadapi adaptasi baru yang mulai dirasakan sang ibu. 


  1. Kehilangan nafsu makan, atau bahkan nafsu makan yang meningkat secara drastis sehingga menjadikan lebih sulit berkonsentrasi. Mudah ditemukan ketika ibu melahirkan secara secar atau mengalami kesulitan dalam mengASIhi.


  1. Perubahan hormon yang signifikan terjadi pada perubahan bentuk tubuh. Perubahan hormon akan lebih terasa saat si plasenta, yang merupakan ‘si pabrik penghasil hormon’ mulai dikeluarkan dari dalam tubuh sang ibu. Inilah yang akhirnya menyebabkan kadar hormon progesteron, esterogen, dan endorfin (perasaan bahagia) menurun dengan sangat cepat.


Dan diantara banyak perubahan yang timbul sehingga mengakibatkan kondisi kejiwaan dan emosi ibu tidak stabil, merujuk pada pengalaman pribadi yang hingga kini sudah melahirkan putra ketiga, tapi baby blues syndrom tersebut masih saja sering kambuh menyapa tak terduga adalah :


  • Payudara yang semakin membesar karena mulai memproduksi dan terisi dengan ASI, membengkak dan mengeras karena bayi tak mau menyusu. Pada kasus tertentu malah terjadi penurunan kwalitas ASI sehingga menyebabkan bayi merasa tidak puas menyusu (payudara kecil).

  • Tubuh yang merasa mudah lelah karena harus mengikuti pola tidur bayi yang saat itu masih belum teratur. Ibu mulai dihadapkan dengan rutinitas baru dan tanggung jawab besar dengan mengurus bayinya seorang diri. 

  • Perasaan minder saat melihat tubuhnya belum juga kembali normal walau setelah melahirkan. Terkadang masih terdengar body shamming yang tentunya menyakiti ibu secara tidak langsung.


Pada awal kelahiran putra pertama, yang saya rasakan adalah timbulnya rasa kebingungan dalam mengurus bayi juga perasaan khawatir apakah bisa menjadi ibu yang baik. Kemudian pada kelahiran yang kedua, kondisi yang saya rasakan adalah sangat tidak stabil dalam mengelola emosi bagaimana harus menghadapi ketidaksiapan mengurus kedua balita yang  tentu saja masih terlalu dekat jarak usianya. Ditambah lagi, pada kelahiran ketiga munculnya berbagai serangan dari lingkungan yang menyalahkan saya karena penolakan terhadap berbagai kontrasepsi penunda hamil. Beruntung, tanpa hadirnya suami yang mendukung mungkin saja baby blues syndrom tersebut tak kunjung membaik.


Semakin cepat memberikan penanganan pada sang ibu yang terkena baby blues syndrom tentunya akan baik bagi tumbuh kembang anak. Diantara dampak bagi anak dari penanganan yang terlambat adalah:


  • Perilaku anak akan menjadi emosional, depresi, agresif, dan hiperaktif. Penelitian menunjukkan bahwa anak dari ibu yang terkena baby blues syndrom merasa kurang percaya diri, lebih merasa cemas dan takut, lebih pasif, dan kurang mandiri.


  • Anak mengalami keterlambatan perkembangan kognitif. Karena terhambat, kemungkinan saat anak belajar berjalan atau berbicara akan lebih lambat ketimbang anak-anak sebayanya. Biasanya mereka banyak mengalami kesulitan belajar saat sudah bersekolah.


  • Anak akan menarik diri dari lingkungan sosialnya, dan merasa kesulitan bergaul di sekolah. Anak dengan ibu yang terkena baby blues syndrom memiliki kesulitan dalam membina hubungan akrab dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.



Lalu bagaimana solusi ampuh mengatasi ibu yang menderita baby blues syndrom?


  1. Banyak bersyukur kepada Alloh ta'ala atas karunia yang diberikan. Melihat banyaknya ibu yang belum dikaruniai anak. Banyak meminta agar diberikan kekuatan olehNya. Mengandung, sampai melahirkan bahkan mendidik anak sangat butuh pada kekuatan, kesabaran, terlebih kekuatan mental. 


  1. Mencoba untuk diskusi, berbagi keluh kesah pada teman, kerabat maupun pasangan tentang perasaan yang bunda alami. Semoga dengan keterbukaan komunikasi yang dilakukan, saling berbagi pengalaman dan pengertian maupun dukungan dari sekitar diharapkan mampu mengurangi gejala baby blues syndrom bahkan menghindarinya. Bunda juga bisa mendapatkan konsultas dari dokter jika diperlukan, dengan mendapatkan informasi tentang perkembangan dan pertumbuhan si kecil yang tumbuh sehat tentu akan membantu melegakan hati.


  1. Menjaga jarak atau berhati hati dengan mereka yang suka mengkritik atau menyinyir tanpa memberikan solusi. Jika diperlukan abaikanlah dan fokus pada hal-hal yang positiv saja, mereka yang membangun rasa semangat untuk membesarkan si kecil.


  1. Yakin bahwa kunci kebahagiaan seorang ibu adalah taqwa. Semuanya akan  berpengaruh pada kejiwaan sang buah hati di masa medatang. Meyakini bahwa setiap kelelahan akan ada pahalanya, mengikhlaskannya juga senantiasa berserah kepadaNya.


  1. Senantiasa berusaha memperbaiki pola hidup sehat dengan istirahat cukup. Hal ini sangat penting agar ibu dapat menjaga dan menyusui bayi dengan maksimal. Meski ibu merasa sangat mengantuk ataupun lelah, jangan pernah mencoba untuk mengkonsumsi aneka jenis kafein, ataukah obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter. Ikutlah tidur saat bayi tertidur. Dan jangan lupa berolahraga secara rutin dengan meluangkan me time untuk menyegarkan jasmani dan ruhani.


Pada hakikatnya, baby blues syndrom bukan termasuk ke dalam penyakit tertentu yang mengkhawatirkan jika segera diatasi dengan penanganan terbaik. Karena hormon yang mempengaruhi baby blues itu sebenarnya tidak dapat dihindari. Dalam bidang kesehatan hingga psikologis sekalipun juga belum ditemukan adanya pengobatan khusus yang mampu mengatasinya selain 'peran dari lingkungan sekitar agar membuat sang ibu merasa nyaman dengan terus diberikan dukungan terbaik dari orang-orang terdekatnya'. 


Karena jika gejala baby blues syndrom tersebut sudah berkepanjangan tapi tak segera ditangani lebih lanjut, kondisinya tentu akan meningkat menjadi postpatrum depression. Faktornya tentu bisa bermacam-macam mulai dari traumatik di masa lalu, tekanan mendalam dari lingkungan sekitar yang membuatnya semakin berada di titik labil, atau mungkin perasaan kurang mendapat perhatian lebih dari pasangan. 


Baby blues syndrom biasanya akan hilang dengan sendirinya. Tergantung bagaimana usaha kita dalam menyelesaikan fase tersebut. Diatas hanyalah sedikit tips jitu yang bisa saya bagikan untuk bunda mencobanya demi menghindari dan meminimalisir terjadinya baby blues syndrom sebelum meningkat menjadi postpatrum depression yang mengkhawatirkan. Jadi, semoga sharing singkat saya bermanfaat yaa Mom. 

Always be a happy Mom!

(Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing ‘Perempuan Menulis Bahagia’)



Comments

Popular Posts