NOVEL BISNIS PALING FENOMENAL

NOVEL BISNIS PALING FENOMENAL

Oleh. Bintu Zen



Judul buku : Bidadari Untuk Dewa

Penulis : Asma Nadia

Editor ahli: Isa Alamsyah

Penerbit : KMO Publishing

Tahun Terbit : Oktober 2017

Cover: Soft cover

Ukuran: 14 x 20,5 cm

Halaman: 530 halaman

berat: 550-600 gram


Saya mendapatkannya lewat pre order, sebagiannya saya sudah hadiahkan untuk karib kerabat terdekat. "Pejuang Keluarga" adalah sebutan untuk tim marketing novel ini. Sangat kekinian dan luar biasa sekali bukan? berbagai potensi dikerahkan demi terwujudnya kesuksesan bersama. Keren banget, uhuk! 


Membaca novel bukanlah hobi saya. Terkecuali ketika mendengar banyak sekali yang merekomendasikan novel tersebut, sayapun jadi tertarik membacanya. Salah satunya ketika ditawarkan untuk mengkaji novel ini.


Saya juga bukan seorang mastah di bidang penulisan, utamanya dalam hal mereview sebuah buku. Namun mendadak tangan menjadi gatal karena relung kalbu terdalam bergetar sesaat setelah membacanya. 


Seolah menantang saya agar menuliskan pergolakan batin yang berkecamuk karena mengikuti kisah sang tokoh, Dewa. Bahasa di dalamnya tersaji khas gaya Asma Nadia yang ciamik, penulis berhasil meracik semua ramuannya menjadi satu kisah yang sederhana tapi menggigit di setiap lembarannya. Pecah!


***

"Cita-cita Haura sejak dulu, mendekap perasaan hanya untuk suaminya kelak. Dewa dan pesan singkatnya sempat terasa spesial, masih. Tapi gadis itu tahu dia harus berhenti berharap." (Haura, Hal 66)


Sahabat, segala badai kehidupan berumah tangga dalam pernikahan, tentunya tak semulus yang diharapkan. Disanalah ujian kehidupan yang paling lama sepanjang hari, terikat oleh akad yang suci akan segera dimulai. Lalu bagaimana sepasang kekasih dalam novel ini bisa berjuang menyelesaikannya?  


Di awal cerita menghadirkan drama percintaan Dewa dan Haura' yang penuh baper disertai bumbu manis dari tokoh antagonis yang memercikkan api kebencian.

"Jangan menolak gelap sebab dengannya kau akan tahu betapa indahnya cahaya." (hal 189)


Dewa menyebutkan ada tiga hari besar paling menegangkan dalam hidupnya. 


Pertama, hari ketika ditipu oleh temannya sendiri yang tadinya sangat dihormati sebagai guru, malah menjadikan Dewa harus menanggung hutang nyaris delapan miliar di hari ke delapan belas pasca pernikahan. 

Kedua, hari ketika Dewa lumpuh total selama tiga bulan lamanya di rumah sakit karena penyakit langka, GBS. 

Terakhir, hari ketika Dewa diminta oleh dokternya untuk butuh waktu sekitar satu tahun lebih agar bisa kembali bicara, bergerak, dan berjalan, serta kembali melakukan aktivitas normal. 


Betapa Allah sudah memberi keajaiban padanya! Satu persatu hari yang mengerikan tersebut berhasil dilewati setelah menemukan jalan keluarnya masing-masing. Bahkan hari ini Dewa telah kembali sehat wal 'afiyat. 


Terangkum menjadi enam pelajaran berharga yang juga Dewa dapatkan diantaranya, yaitu :


  1. Laksana Ibunda Siti Hajar yang mencari air untuk putranya, kita harus senantiasa bergerak untuk mencari tongkat Musa.

  2. Setiap kita masing-masing mempunyai tongkat Musa yang khas dan unik. Senjata tersebut sudah Allah berikan untuk menghadapi ujian hidup yang menghampiri kita, temukanlah.

  3. Belomba menjadi detonator kebaikan kapanpun dan dimanapun. Sekecil apapun, ternyata bisa memberikan dampak yang besar. Marilah kita menolong orang lain dahulu, maka Allah akan menolong kita kemudian.

  4. Jangan meremehkan ujian-ujian kecil, sebab boleh jadi itulah yang akan membuat kita menjadi seseorang yang besar.

  5. Memperbanyak beristighfar dan bertaubat. Seperti yang disebutkan juga dalam Surat Nuh ayat 10-12, doa Nabi Yunus 'alaihissalam.

  6. Mengutamakan untuk berbaik sangka pada Allah, mengetuk pintu langit.


"Dewa dapat mengakui kesalahan dengan jujur agar orang banyak bisa belajar hingga tidak perlu melakoni kesalahan serupa. Tidak mengkhianati istri apalagi sampai lupa diri." (Catatan Asma Nadia, hal 516)


Segala ujian pernikahan yang dialami Haura dan Dewa sangatlah berat. Limpahan nikmat juga ujian hidup seperti kebangkrutan, perselingkuhan, perjuangan hingga penyakit yang membuat Dewa menjadi lebih kuat karena senantiasa melibatkan Allah. Lambat laun, sikap ibu Dewa juga semakin melunak kepada menantunya, Haura.

"Menikah dengan Ayah adalah pilihan Bunda. Jadi apapun yang terjadi, baik, buruk, bagus, kurang bagus, harus diterima sebagai satu paket. Bahagia tidak bahagia. Masak hanya mau membersamai pas bahagia lalu meninggalkan ketika episode duka muncul?" (hal 501)


***

Bagi sahabat yang sudah membaca novelnya, tentu sudah lebih banyak mengumpulkan untaian hikmah penuh makna. Novel karya Asma Nadia ke-54 ini ternyata adalah novel terpanjang yang paling tebal pernah ditulisnya, diangkat dari kisah nyata Dewa Eka Prayoga. Seorang entrepreneur, juga business coach, dan penulis buku-buku best seller yang telah banyak menginspirasi ratusan ribu orang di Indonesia. 

Terima kasih atas pelajaran kehidupan yang menakjubkan. Kisahmu yang jatuh bangun dalam kesetiaan dan cinta, pengorbanan juga perjuangan untuk bangkit, serta bagaimana membesarkan sikap optimis. Semoga Allah selalu melindungimu beserta keluargamu diatas kebaikan dan disatukan hingga ke Surga-Nya.

Bagi sahabat pembaca yang sedang merintis usaha, menjalani hari-hari pernikahan yang penuh badai ujian, juga tetap mendamba kesuksesan dalam hidupnya wajib banget baca buku ini! Eits, kita nantikan bersama versi layar lebar kisah Dewa dari novel bisnis paling fenomenal sepanjang 2019 ini!


•710words•

(Tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan review novel anggota KMO batch 20)


Comments

Popular Posts